headline photo
Tampilkan postingan dengan label MTSN LOKAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MTSN LOKAL. Tampilkan semua postingan

Dipulangkan Dari Arab Saudi, Turipan Dirawat di RSUD

Jumat, 21 Oktober 2016

Turipan disambut keluarga, anggota DPRD, camat dan kades saat tiba di RSUD Suradadi untuk dirawat (Foto: Dok/DA)

Setelah berhasil dipulangkan, TKI Overstay asal Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Turipan Binti Warsono yang menderita penyakit komplikasi di Arab Saudi, langsung dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suradadi, Kabupaten Tegal, Kamis 20 Oktober 2016 malam.

Turipan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Kamis 20 Oktober 2016 tepat pukul 11:00 WIB. Dari bandara dijemput tim dan staf Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil Jawa Tengah IX, DR. Hj Dewi Aryani, M.Si, dan langsung menuju ke Kabupaten Tegal pada pukul 12:00 WIB.

Sebenarnya atas permintaan keluarga, Turipan akan dibawa langsung ke rumahnya di Desa Kertasari RT: 05 RW: 03, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, dan dirawat keluarga. Permintaan itu dikuatkan dengan Surat Pernyataan yang dibuat pihak keluarga.

“Namun di tengah perjalanan menuju kampung halamanya, kondisi Turipan ngedrop lagi. Sakit livernya bengkak dan komplikasi. Sehingga atas kesepakatan keluarga, Turipan dibawa langsung ke Rumah Sakit Suradadi,” ujar Hj Dewi Aryani saat dihubungi, Kamis malam.

Rombongan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang mengantar Turipan dan anaknya yang masih berusia 8 tahun, tiba di RSUD Suradadi, Kamis malam pukul 19:30 WIB.

Rombongan diterima Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Dapil 3, Hutri Agus Mardiko, Rustoyo, Dinsosnakertrans, Camat Suradadi dan Kepala Desa Kertasari. Selanjutnya langsung dilakukan penyerahan Turipan dari BNP2TKI kepada pihak keluarga.

Untuk masalah biaya perwatan, Camat Suradadi, Tri Guntoro dan Kepada Desa Kertasasi, Sukasno akan membuatkan BPJS. Pengurusan BPJS untuk Turipan akan diurus pemerintah desa setempat, dan akan didampingi kepala desa dan camat.

“Saat ini Turipan tidak memiliki KTP. Selain itu, anak Turipan yang masih berusia delapan tahun juga tidak memiliki keterangan kependudukan. Untuk itu kami dan kepala desa, akan mengurus administrasi kependudukan Turipan dan anaknya, termasuk membuatkan BPJS,” ujar Camat Suradadi, Tri Guntoro di RSUD Suradadi.

Sementara Kepala BNP2TKI Banten, Gatot Hermawan yang mengantar Turipan, mengatakan bahwa biaya kepulangan Turipan dan anaknya dari Arab Saudi semua ditanggung pemerintah. Menurutnya, BNP2TKI tidak bicara legal atau illegal, karena yang penting pihaknya melindungi warga Negara Indonesia yang bermasalah di luar negeri.

“Warga Indonesia yang sedang menderita di luar negeri wajib kita lindungi. Sekarang Turipan sudah sampai ke daerah asalnya, dan akan dirawat di rumah sakit ini. Turipan sudah kami serahkan kepada pihak pemerintah setempat dan keluarga,” ujar Gatot usai serah terima.

Dikatakan Hj Dewi Aryani, pihaknya akan memantau terus perkembangan kesehatan Turipan selanjutnya. “Harapan saya, pengurusan BPJS untuk Turipan serta administrasi kependudukanya, cepat selesai. Tentu saja kami juga akan membantu dan menjenguknya,” tuturnya.

Kepada Desa Kertasasi, Sukasno menambahkan akan mengurus surat-surat yang diperlukan warganya, Turipan. “Kami akan secepatnya mengurus pekerluan surat-surat secepatnya. Kini Turipan sudah dirawat di rumah sakit. Sedangkan anak Turipan yang lahir di Jeddah sudah dibawa pulang keluarganya. Dia tidak bias bicara dengan bahasa Indonesia,” katanya.

(Pantura-News/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Banyak Bus Ngetem, Sopir Angkudes Protes

Sopir dan awak angkutan pedesaan (angkudes) jurusan Jatinegara-Slawi, Kamis (20/10), menggelar aksi protes di depan SPBU Jatinegara.

Sopir dan awak angkutan pedesaan (angkudes) jurusan Jatinegara-Slawi, Kamis (20/10), menggelar aksi protes di depan SPBU Jatinegara. Para sopir itu memprotes keberadaan bus yang mangkal di depan SPBU, karena akan mengurangi pendapatannya.

Salah seorang perwakilan sopir, Suryono (46) mengatakan, sudah beberapa hari ini bus seperempat mencari penumpang di Jatinegara. Sehingga mengundang reaksi puluhan sopir angkutan dengan menggelar demo.

"Di Jatinegara tidak ada terminal bus, kenapa ada bus ngetem di sini. Jelas ini menyalahi aturan, makanya kami sepakat demo. Dan ketika melihat bus berhenti di depan SPBU, puluhan angkutan sengaja mengepungnya. Sehingga bus tidak bisa jalan," tambahnya.

Anggota DPRD asal Jatinegara, Romdon Bambang Irawan mengaku, sudah menghubungi kepala Dishubkominfo untuk menertibkan bus-bus yang mangkal di tempat yang bukan peruntukannya. Karena selain menyalahi aturan, juga rentan dengan persoalan. "Tadi sudah kami hubungi untuk segera ditindaklanjuti. Bersyukur aksi demo sopir sangat tertib, sehingga tidak ada kekerasan. Juga sopir bus pun menyadari kekeliruannya, dan mau meninggalkan tempat mangkalnya," ucapnya.

(Radar-Tegal/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Alun-alun Slawi Direvitalisasi, Pancuran Berundak Tiga Dibongkar

Kawasan Alun-alun Slawi (ASS) Kabupaten Tegal mulai dibangun. Prosesi pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Tegal Enthus Susmono. 

Kawasan Alun-alun Slawi (ASS) Kabupaten Tegal mulai dibangun. Prosesi pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Bupati Tegal Enthus Susmono, Jumat (10/6) sore.

Di sela-sela sambutan, Enthus Susmono meminta supaya pembangunan itu dikerjakan maksimal. Sebab, kawasan ASS merupakan jantung Kota Slawi yang kerap menjadi tujuan utama bagi masyarakat Kabupaten Tegal.

Menurutnya, pembangunan kawasan ASS ini adalah tahap awal. Nantinya, akan dilanjutkan dengan pembangunan masjid di sekitar ASS dan penataan area jual beli serta penataan area parkir.

"Tahapan itu akan dianggarkan tahun 2017 mend atang," ujarnya.

Kepala DPU Kabupaten Tegal Jaenal Dasmin menjelaskan, nilai pagu pembangunan kawasan ASS sebesar Rp3.360.000.000. Namun, setelah dilelang melalui Unit Lelang Pengadaan (ULP) Pemkab Tegal nilainya menjadi Rp3.247.000.000.

Pemenang lelang pekerjaan tersebut yakni PT Jawen Sejahtera dengan Direktur Ika Resti Fauziah. Adapun, waktu pembangunan hanya berlangsung selama 150 hari kalender. Diharapkan pembangunan berjalan lancar dan penyedia jasa melaksanakan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya.

"Pembangunannya ditarget selesai sekitar 23 Oktober mendatang," ungkapnya.

Dia menambahkan, di tahun 2016 ini, DPU mendapat alokasi anggaran untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dan monumen sebesar Rp8.285.000.000. Rincian penggunaannya, beber Jaenal, untuk pembangunan kawasan ASS, pembangunan gapura pemda di Jalan Gajah Mada Slawi, penataan lingkungan Masjid Agung Slawi, dan pembangunan tugu batas Kabupaten Tegal-Kabupaten Pemalang di Kecamatan Warureja.

(Radar-Tegal/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Diduga Bunuh Diri, 2 Pasutri Tewas di Kuburan di Slawi


Warga Slawi, Kabupaten Tegal dikejutkan dengan penemuan empat mayat. Anehnya, keempat mayat itu ditemukan sama-sama di kuburan (tempat pemakaman umum).

Keempat mayat itu terdiri dari dua pasang suami istri.

Diduga mereka penganut aliran sesat dan melakukan bunuh diri.

Keempat mayat itu ditemukan di atas kuburan di tempat berbeda.

Sepasang mayat ditemukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sekuceng, Desa Talog, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.

Sepasang mayat ini ditemukan warga pada Kamis (2\/12\/2004). Usia keduanya diduga 40-50 tahun.

Sedangkan, sepasang mayat lainnya ditemukan kuburan di Desa Kupu, Kecamatan Dukuh Turi, Kabupaten Tegal. Sepasang mayat ini ditemukan warga pada Jumat (3\/12\/2004).

Diduga usia keduanya juga antara 40-50 tahun. Keempat mayat ini saat ini masih berada di RS Susilo, Slawi. Kedua mayat yang ditemukan di Desa Talog dikirim polisi ke RS pada pukul 20.30 WIB, Kamis.

Sedangkan kedua mayat yang ditemukan di Desa Kupu baru dikirim ke RS pada pukul 09.30 WIB pagi tadi. Menurut Rudi, salah seorang staf di RS Susilo, kedua mayat yang ditemukan di Talog sudah tidak berbentuk, karena sudah dipenuhi belatung.

\\\"Sekarang, sedang dilakukan otopsi atas permintaan keluarga,\\\" kata Rudi saat dihubungi detikcom<\/B>, Jumat (3\/12\/2004) pukul 15.00 WIB. Sedangkan dua mayat yang ditemukan di Desa Kupu, masih baik kondisinya.

Wajah kedua mayat juga masih tampak jelas. Diduga keduanya baru meninggal pada Kamis malam. Namun, Rudi mengaku belum mengetahui identitas para korban itu.

Informasi yang beredar, tewasnya dua pasang suami istri ini karena bunuh diri. Mereka diduga mengikuti sebuah aliran sesat. Namun, apakah mereka benar bunuh diri atau tidak, Polres Tegal masih menyelidikinya.

(Detik/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)