headline photo

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Jumat, 21 Oktober 2016


Madrasah Tsanawiyah Negeri Slawi, ditunjuk oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Tegal menjadi salah satu wakil SLTP untuk melaksanakan program Adiwiyata. Latar belakan penunjukkan ini menurut petugas dari BLH, karena Madrasah Tsanawiyah Negeri Slawi dinyatakan SLTP paling bersih diantara SLTP di Kabupaten Tegal berdasarkan pantauan dinas BLH.


Madrasah Tsanawiyah Negeri Slawi, ditunjuk oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Tegal menjadi salah satu wakil SLTP untuk melaksanakan program Adiwiyata. Latar belakan penunjukkan ini menurut petugas dari BLH, karena Madrasah Tsanawiyah Negeri Slawi dinyatakan SLTP paling bersih diantara SLTP di Kabupaten Tegal berdasarkan pantauan dinas BLH. Alasan lain karena MTsN Slawi menerapkan pola hidup bersih bagi warga madrasah, tidak membuang sampah sembarangan. Program denda 1000 rupiah bagi warga madrasah yang melanggar aturan tersebut, terekam oleh dinas BLH sehingga MTsN Slawi dinyatakan sebagai sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Untuk lebih mengetahui apa dan bagaimana program Adiwiyata, berikut ini disajikan uraian singkat tentang program adiwiyata.


1. Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para steakholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.


2. Landasan Kebijakan

a. UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Kesepakatan Bersama Kementrian Negara Lingkungan Hidup Dengan Departemen Pendidikan Nasional KEP. 7/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005


3. Norma Dasar Program Adiwiyata

Program dan kegiatan yang dikembangkan harus berdasarkan norma-norma dasar dan berkehidupan yang meliputi antara lain: Kebersaaan, Keterbukaan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.


4. Prinsip-Prinsip Dasar Program Adiwiyata

Partisipatif dan berkelanjutan. Partisipatif maksudnya adalah bahwa komunitas sekolah (kepala, guru, dan karyawan) terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan tanggung jawab dan perannya. Sedangkan berkelanjutan, mengandung maksud bahwa seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.


5. Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata

1. Keuntungan yang diperoleh sekolah dalam mengikuti Program Adiwiyata adalah :
2. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya;
3. Meningkatkan penghematan sumber daya melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi;
4. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah;
5. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah;
6. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang;
7. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar;
8. Mendapat penghargaan Adiwiyata.


6. Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata

Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan berbagai indikator ;
1. Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan;
2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan;
3. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif;
4. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah.
5. Indikator Program Adiwiyata dijabarkan dalam beberapa kriteria yaitu :


a. Pengembangan Kebijakan Sekolah

Untuk mewujudkan sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.


b. Visi dan Misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan;

1. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup;
2. Kebijakan peningkatan SDM (tenaga kependidikan dan non kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup;
3. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam;
4. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat;
5. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.


c. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup untuk mewujudkan sekolah yang pedui dan berbudaya lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut :
1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran;
2. Penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar;
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya;
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.


d. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah dalam mengembangkan kegiatan berbasis partisipatif adalah;
1. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kokurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah;
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar;
3. Membangun dan memprakarsai kegiatan kemitraan dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.


e. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut meliputi;
1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekoah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup;
2. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah;
3. Penghematan sumberdaya alam (air, listrik, energi) dan ATK;
4. Peningkatan kualitas pelayanan gizi sehat;
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Berdasarkan indikator tersebut sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, sejumlah kriteria yang ditetapkan dimaksudkan untuk memudahkan dalam implementasi Program Adiwiyata sehingga kriteria tersebut perlu dijabarkan agar dipahami oleh masing-masing pelaksana program. Penjabaran kriteria telah disusun dengan sederhana dan diharapkan tidak menambah beban bagi sekolah dan warganya dalam mengikuti Program Adiwiyata. Penjabaran kriteria Program Adiwiyata di buat dalam bentuk kerangka program dan sekaligus digunakan untuk pengelompokan pencapaian tahapan Program Adiwiyata.
Demikian uraian singkat tentang program Adiwiyata, semoga menjadi sumber informasi bagi pengelola sekolah atau madrasah.

(MTsN-N/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Dipulangkan Dari Arab Saudi, Turipan Dirawat di RSUD

Turipan disambut keluarga, anggota DPRD, camat dan kades saat tiba di RSUD Suradadi untuk dirawat (Foto: Dok/DA)

Setelah berhasil dipulangkan, TKI Overstay asal Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Turipan Binti Warsono yang menderita penyakit komplikasi di Arab Saudi, langsung dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suradadi, Kabupaten Tegal, Kamis 20 Oktober 2016 malam.

Turipan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Kamis 20 Oktober 2016 tepat pukul 11:00 WIB. Dari bandara dijemput tim dan staf Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil Jawa Tengah IX, DR. Hj Dewi Aryani, M.Si, dan langsung menuju ke Kabupaten Tegal pada pukul 12:00 WIB.

Sebenarnya atas permintaan keluarga, Turipan akan dibawa langsung ke rumahnya di Desa Kertasari RT: 05 RW: 03, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, dan dirawat keluarga. Permintaan itu dikuatkan dengan Surat Pernyataan yang dibuat pihak keluarga.

“Namun di tengah perjalanan menuju kampung halamanya, kondisi Turipan ngedrop lagi. Sakit livernya bengkak dan komplikasi. Sehingga atas kesepakatan keluarga, Turipan dibawa langsung ke Rumah Sakit Suradadi,” ujar Hj Dewi Aryani saat dihubungi, Kamis malam.

Rombongan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang mengantar Turipan dan anaknya yang masih berusia 8 tahun, tiba di RSUD Suradadi, Kamis malam pukul 19:30 WIB.

Rombongan diterima Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Dapil 3, Hutri Agus Mardiko, Rustoyo, Dinsosnakertrans, Camat Suradadi dan Kepala Desa Kertasari. Selanjutnya langsung dilakukan penyerahan Turipan dari BNP2TKI kepada pihak keluarga.

Untuk masalah biaya perwatan, Camat Suradadi, Tri Guntoro dan Kepada Desa Kertasasi, Sukasno akan membuatkan BPJS. Pengurusan BPJS untuk Turipan akan diurus pemerintah desa setempat, dan akan didampingi kepala desa dan camat.

“Saat ini Turipan tidak memiliki KTP. Selain itu, anak Turipan yang masih berusia delapan tahun juga tidak memiliki keterangan kependudukan. Untuk itu kami dan kepala desa, akan mengurus administrasi kependudukan Turipan dan anaknya, termasuk membuatkan BPJS,” ujar Camat Suradadi, Tri Guntoro di RSUD Suradadi.

Sementara Kepala BNP2TKI Banten, Gatot Hermawan yang mengantar Turipan, mengatakan bahwa biaya kepulangan Turipan dan anaknya dari Arab Saudi semua ditanggung pemerintah. Menurutnya, BNP2TKI tidak bicara legal atau illegal, karena yang penting pihaknya melindungi warga Negara Indonesia yang bermasalah di luar negeri.

“Warga Indonesia yang sedang menderita di luar negeri wajib kita lindungi. Sekarang Turipan sudah sampai ke daerah asalnya, dan akan dirawat di rumah sakit ini. Turipan sudah kami serahkan kepada pihak pemerintah setempat dan keluarga,” ujar Gatot usai serah terima.

Dikatakan Hj Dewi Aryani, pihaknya akan memantau terus perkembangan kesehatan Turipan selanjutnya. “Harapan saya, pengurusan BPJS untuk Turipan serta administrasi kependudukanya, cepat selesai. Tentu saja kami juga akan membantu dan menjenguknya,” tuturnya.

Kepada Desa Kertasasi, Sukasno menambahkan akan mengurus surat-surat yang diperlukan warganya, Turipan. “Kami akan secepatnya mengurus pekerluan surat-surat secepatnya. Kini Turipan sudah dirawat di rumah sakit. Sedangkan anak Turipan yang lahir di Jeddah sudah dibawa pulang keluarganya. Dia tidak bias bicara dengan bahasa Indonesia,” katanya.

(Pantura-News/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Banyak Bus Ngetem, Sopir Angkudes Protes

Sopir dan awak angkutan pedesaan (angkudes) jurusan Jatinegara-Slawi, Kamis (20/10), menggelar aksi protes di depan SPBU Jatinegara.

Sopir dan awak angkutan pedesaan (angkudes) jurusan Jatinegara-Slawi, Kamis (20/10), menggelar aksi protes di depan SPBU Jatinegara. Para sopir itu memprotes keberadaan bus yang mangkal di depan SPBU, karena akan mengurangi pendapatannya.

Salah seorang perwakilan sopir, Suryono (46) mengatakan, sudah beberapa hari ini bus seperempat mencari penumpang di Jatinegara. Sehingga mengundang reaksi puluhan sopir angkutan dengan menggelar demo.

"Di Jatinegara tidak ada terminal bus, kenapa ada bus ngetem di sini. Jelas ini menyalahi aturan, makanya kami sepakat demo. Dan ketika melihat bus berhenti di depan SPBU, puluhan angkutan sengaja mengepungnya. Sehingga bus tidak bisa jalan," tambahnya.

Anggota DPRD asal Jatinegara, Romdon Bambang Irawan mengaku, sudah menghubungi kepala Dishubkominfo untuk menertibkan bus-bus yang mangkal di tempat yang bukan peruntukannya. Karena selain menyalahi aturan, juga rentan dengan persoalan. "Tadi sudah kami hubungi untuk segera ditindaklanjuti. Bersyukur aksi demo sopir sangat tertib, sehingga tidak ada kekerasan. Juga sopir bus pun menyadari kekeliruannya, dan mau meninggalkan tempat mangkalnya," ucapnya.

(Radar-Tegal/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Alun-alun Slawi Direvitalisasi, Pancuran Berundak Tiga Dibongkar

Kawasan Alun-alun Slawi (ASS) Kabupaten Tegal mulai dibangun. Prosesi pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Tegal Enthus Susmono. 

Kawasan Alun-alun Slawi (ASS) Kabupaten Tegal mulai dibangun. Prosesi pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Bupati Tegal Enthus Susmono, Jumat (10/6) sore.

Di sela-sela sambutan, Enthus Susmono meminta supaya pembangunan itu dikerjakan maksimal. Sebab, kawasan ASS merupakan jantung Kota Slawi yang kerap menjadi tujuan utama bagi masyarakat Kabupaten Tegal.

Menurutnya, pembangunan kawasan ASS ini adalah tahap awal. Nantinya, akan dilanjutkan dengan pembangunan masjid di sekitar ASS dan penataan area jual beli serta penataan area parkir.

"Tahapan itu akan dianggarkan tahun 2017 mend atang," ujarnya.

Kepala DPU Kabupaten Tegal Jaenal Dasmin menjelaskan, nilai pagu pembangunan kawasan ASS sebesar Rp3.360.000.000. Namun, setelah dilelang melalui Unit Lelang Pengadaan (ULP) Pemkab Tegal nilainya menjadi Rp3.247.000.000.

Pemenang lelang pekerjaan tersebut yakni PT Jawen Sejahtera dengan Direktur Ika Resti Fauziah. Adapun, waktu pembangunan hanya berlangsung selama 150 hari kalender. Diharapkan pembangunan berjalan lancar dan penyedia jasa melaksanakan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya.

"Pembangunannya ditarget selesai sekitar 23 Oktober mendatang," ungkapnya.

Dia menambahkan, di tahun 2016 ini, DPU mendapat alokasi anggaran untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dan monumen sebesar Rp8.285.000.000. Rincian penggunaannya, beber Jaenal, untuk pembangunan kawasan ASS, pembangunan gapura pemda di Jalan Gajah Mada Slawi, penataan lingkungan Masjid Agung Slawi, dan pembangunan tugu batas Kabupaten Tegal-Kabupaten Pemalang di Kecamatan Warureja.

(Radar-Tegal/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Diduga Bunuh Diri, 2 Pasutri Tewas di Kuburan di Slawi


Warga Slawi, Kabupaten Tegal dikejutkan dengan penemuan empat mayat. Anehnya, keempat mayat itu ditemukan sama-sama di kuburan (tempat pemakaman umum).

Keempat mayat itu terdiri dari dua pasang suami istri.

Diduga mereka penganut aliran sesat dan melakukan bunuh diri.

Keempat mayat itu ditemukan di atas kuburan di tempat berbeda.

Sepasang mayat ditemukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sekuceng, Desa Talog, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.

Sepasang mayat ini ditemukan warga pada Kamis (2\/12\/2004). Usia keduanya diduga 40-50 tahun.

Sedangkan, sepasang mayat lainnya ditemukan kuburan di Desa Kupu, Kecamatan Dukuh Turi, Kabupaten Tegal. Sepasang mayat ini ditemukan warga pada Jumat (3\/12\/2004).

Diduga usia keduanya juga antara 40-50 tahun. Keempat mayat ini saat ini masih berada di RS Susilo, Slawi. Kedua mayat yang ditemukan di Desa Talog dikirim polisi ke RS pada pukul 20.30 WIB, Kamis.

Sedangkan kedua mayat yang ditemukan di Desa Kupu baru dikirim ke RS pada pukul 09.30 WIB pagi tadi. Menurut Rudi, salah seorang staf di RS Susilo, kedua mayat yang ditemukan di Talog sudah tidak berbentuk, karena sudah dipenuhi belatung.

\\\"Sekarang, sedang dilakukan otopsi atas permintaan keluarga,\\\" kata Rudi saat dihubungi detikcom<\/B>, Jumat (3\/12\/2004) pukul 15.00 WIB. Sedangkan dua mayat yang ditemukan di Desa Kupu, masih baik kondisinya.

Wajah kedua mayat juga masih tampak jelas. Diduga keduanya baru meninggal pada Kamis malam. Namun, Rudi mengaku belum mengetahui identitas para korban itu.

Informasi yang beredar, tewasnya dua pasang suami istri ini karena bunuh diri. Mereka diduga mengikuti sebuah aliran sesat. Namun, apakah mereka benar bunuh diri atau tidak, Polres Tegal masih menyelidikinya.

(Detik/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)

Metode Ceramah dan Diskusi


Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain.

Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.


Metode Ceramah

Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.


Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:

1. Corak pertanyaan yang diajukan guru.
2. Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.

Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.


Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :

a. Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
b. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
c. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :


Kelebihan :

a. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa
c. Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a. Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b. Mernbutuhkan waktu lebih banyak.


Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja, melainkan harus menggunakan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.

Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak membeni kemungkinan pemecahan terbaik. Selain membeni kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.


Penggunaan metode diskusi :

Seperti telah disinggung di atas bahwa metode tanya-jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat banyak jawaban yang benar.


Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:

1. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
2. Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
3. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.


Peranan guru atau pemimpin diskusi:

Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum berpengalaman dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula bila diantara para peserta diskusi saling bertentangan pendapat, bagi pemimpin yang belum terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga diskusi berakhir tanpa adanya kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara diskusi, mereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang menarik, juga sering beberapa siswa belum memahami persoalan, sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana jadi menjemukan dan tidak dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.

Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh keterampilan memimpin yang pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin diskusi ialah sebagai:
a) Pengatur lalu lintas
b) dinding penangkis
c) penunjuk jalan.


Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas :

Sebagai seorang pemimpin ia berhak:
1. Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka
2. Menjaga agan tidak semua anggota berbicara serempak
3. Mencegah dikuasainya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
4. Membuka kesempatan bagi para anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka.
5. Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleti pendengar.

Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat peserta. Ia akan belajar bagaimana mendorong anggota yang pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tertekan, marah atau rendah diri.


Pemimpin sebagai dinding penangkis :

Dalam:peran ini diibaratkan seseorang pemain tenis yang berlatih memukul bola ke dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dan para peserta dan dipantulkan kembali ke dalam kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila sudah memperoleh jawaban maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk memintakan pendapat mereka. Pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan ini pemimpin atau guru dapat bertindak sebagai penasehat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat di lanjutkan.


Pemimpin sebagai penujuk jalan :

Dalam suatu diskusi sering terjadi para siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila tenjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
o Apakah masalah yang dihadapi?
o Pemimpin perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila penlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
o Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
o Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak mengetahui dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
o Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagaimana yang dapat dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah?
o Selama diskusi pemimpin atau guru kelas meihat adanya sejumlah jawaban yang dianggap menupakan jawaban yang setepat-tepatnya.
o Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan?
o Tindakan apakah yang sudah direncanakan? Siapakah yang melaksanakan dan bilamana?
Kebaikan dan kelemahan metode diskusi :


Kebaikan :

a. Siswa belajar bermusyawarah
b. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-masing.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
Kekurangan/kelemahan :
a. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
b. Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
c. Membutuhkan waktu cukup banyak.

(MTsN-Slawi/Berbagai-Sumber-Lain/Forum-MTsN-Slawi)